The Way Of The Warrior

Image

Judul Buku: The Way Of The Warrior

Penulis: Andrew Matthews

Penerjemah: Meithya Rose

Penerbit: Matahati

Terbit: Cetakan I, Desember, 2008

Tebal: 200 halaman

ISBN: 979-1141-30-4

Harga: Rp. 39.500,-

“Segala sesuatu diawali dan diakhiri dengan kehormatan.” – Bushido (Samurai Code)

Shimomura Jimmu kehilangan segalanya ketika sang ayah melakukan seppuku akibat dipermalukan oleh Choju Ankan. Ia pun melatih diri sebagai samurai agar dapat membalaskan dendam sang ayah serta memulihkan nama baik keluarganya.

Berlatar belakang kehidupan di Jepang pada abad ke-16, buku ini bercerita tentang loyalitas dan pengkhianatan, masa lalu serta ramalan di masa depan, dan jalan hidup seorang samurai.

Suka banget sama novel ini…….. baru kali ini dapat terjemahan buku yang bikin aku terkesan alias ceritanya nyampe ke dalam benak saya *alah. Padahal aku sudah cukup lama punya buku ini, dari tahun lalu aku timbun terus di rak dengan segel yang masih rapih. Aku mengulur-ngulur waktunya gara-gara dapat novel-novel baru yang fresh,hehe. Sementara liat aja novel ini, dari covernya tidak terlalu menarik, lalu terasa mengintimidasi saya sebelum membukanya. Padahal itu tidak sesuai dengan isinya, memang benar kata pepatah jangan menjudge buku dari covernya, nah sekarang aku kena deh sama pepatah itu.

Tokoh dalam novel ini adalah seorang remaja laki-laki bernama Shimomura Jimmu yang masih berusia sepuluh tahun. Ia anak satu-satunya dari pasangan Lord Kensu dan Lady Izanami. Konflik yang disuguhkan dalam novel ini langsung muncul di bab awal dengan prolog yang bikin tercengang, dan membuat ku penasaran untuk membaca kisahnya lebih lanjut.

Lord Kensu bunuh diri di depan anaknya dan pengawal pribadinya, Araki Nichiren. Kensu melakukan itu karena suatu alasan, nah karena suatu alasan ini disebabkan oleh Lord Ankan, orang yang sudah memalsukan dokumen dan merebut tahtanya. Sebelum meninggal ia mengatakan pada Jimmu untuk tetap hidup dan keluar dari nama keluarganya, ia dan istrinya akan menunggu Jimmu kembali. Sementara itu Nichiren yang akan mendidik Jimmu hingga ia bisa menjadi samurai dan dapat membalaskan dendam Lord Kensu pada keluarga Choju, yang dipimpin Lord Ankan.

Selama tujuh tahun Jimmu digembleng habis-habisan oleh Nichiren agar pandai menggunakan pedang dan mampu menebas musuh. Dan tentunya agar bisa membunuh Lord Ankan.

Tujuh belas tahun telah berlalu, Nichiren sudah meninggal dunia, kini Jimmu tinggal seorang diri, ia pergi merantau mencari tempat tinggal Ankan, tepatnya di Kastil Mitsukage di propinsi Ise. Perjalanannya menuju ke tempat tersebut mempertemukannya dengan serombongan bandit yang tengah beraksi merampok seorang kusir. Dalam perjalanan tersebut Jimmu berhasil menebas beberapa perampok tersebut, termasuk dari pemimpin mereka, Toshiro.

Berkat menolong kusir tersebut, Jimmu mendapat petunjuk untuk menemukan Kastil Mitsukage. Dan akhirnya ia pun bisa sampai ke tempat tersebut, bertemu dengan Sesan Hankei untuk pertama kalinya, lalu instruktur penjaga tersebut membawanya untuk bertemu Kapten Ishida Muraki. Jimmu yang berpura-pura ingin mengabdi di Mitsukage karena ingin menjadi samurai, meminta diijinkan untuk berguru dan mengabdi di Kastil Mitsukage. Usahanya pun berhasil, hanya dalam semalam saja Jimmu menekatkan diri untuk membunuh Lord Ankan menjelang malam hari tiba di hari pertamanya tinggal. Namun, rencananya gagal karena kepergok Lady Takeko, anak perempuan dari Lord Ankan yang seumuran dengannya. Meski Takeko tidak mengetahui apa yang sedang dilakukan Jimmu di tengah malam dekat kediaman keluarganya, tapi Takeko tidak menaruh curiga pada Jimmu, justru ia malah sedikit tertarik.

Tokoh Lady Takeko ini adalah gadis yang cantik, angkuh, dan manja, semua keinginannya harus bisa dicapai, hingga tak ada satu pun yang bisa menentangnya.

Disisi lain, Jimmu cukup terpesona dengan gadis itu, namun ia sadar diri, ia tidak boleh menyukai anak dari seorang yang akan ia bunuh, seperti yang selalu diperingatkan Nichiren agar ia bisa mengendalikan diri. Meski Nichiren sudah tiada, namun suaranya masih tetap hidup dalam benaknya, suaranya selalu nyaring terdengar di telinganya setiap kali diingatkan bahwa ia harus segera membunuh Lord Ankan.

Waktu cepat berlalu namun Jimmu belum juga menemukan waktu yang tepat untuk membunuh Lord Ankan. Belum menemukan kesempatan atau memang Jimmu ragu? Karena orang yang dibayangkannya berwajah sangat garang dan lebih mirip setan itu ternyata memiliki paras yang sempurna sebagai seorang pemimpin, tak ada aura jahat di wajahnya, dan setiap tingkah lakunya terlihat sangat baik pada semua orang. Pandangan Jimmu tentang orang tersebut menjadi terbagi, disisi lain sangat bertolak belakang dengan cerita Nichiren yang mengatakan Lord Ankan sangatlah kejam. Apa Ankan hanya berpura-pura baik dibalik topeng jahatnya? Lalu bagaimana dengan perasaannya pada Lady Takeko? begitu pun sebaliknya?

Kisah ini sangat menarik untuk diikuti, aku sangat menyukai karakter-karakter dalam tokoh ini, karakternya sangat kuat dan hidup. Aku suka bagaimana Takeko menghadapi sikap Jimmu yang begitu kaku dan sangat sopan padanya, sementara ia membalasnya dengan ceplas ceplos dan apa adanya sebagai gadis yang angkuh dan manja.

Aku kasih 5bintang untuk Samurai Jimmu. Dalam novel ini nanyak sekali pelajaran yang bisa diambil : ) hampir tidak ada typo.

Quotes yang kusukai:

“Modal dari kesempurnaan adalah latihan yang terus menerus,” – Nichiren.

“Berlatihlah sampai kau tak lagi harus berpikir tentang apa yang sedang kau lakukan. Berlatihlah sampai itu jadi sealamiah bernapas,” – Nichiren. (Page 44)

Ini penampakan cover aslinya!

Image

Aku lebih suka cover aslinya deh : )

Tentang penulis

Andrew Matthews telah gemar menulis sejak usia tujuh tahun, tapi ia baru berkecimpung sebagai penulis purnawaktu setelah dua puluh tiga tahun menjadi guru. Kini ia sudah menulis lebih dari 60 buku untuk anak-anak dan remaja, termasuk Cat Song, yang dinominasikan untuk Smarties Book Award pada tahun 1994 dan Love Street yang diakui oleh para kritikus. Ia merupakan penulis yang sangat piawai dalam aneka ragam cerita, dan telah mengisahkan ulang berbagai mitos, legenda serta cerita-cerita klasik, sekaligus mengarang buku bergambar dan novel-novelnya sendiri. Andrew tinggal di Reading bersama istrinya dan kucing mereka.

Satu respons untuk “The Way Of The Warrior

Tinggalkan komentar