Sudah 6 tahun yang lalu highlight beropini terakhir diposting di blog ini. Tepatnya di bulan Juni 2015 Opini Bareng BBI dengan tema setting dalam buku. Woow, serius, sudah selama itu?
Blog ini mengalami mati suri yang sangat panjang. Mungkin teman-teman BBI juga merasakannya. Kemana aja sih treasure books?
Dulu bagiku self healing terbaik adalah menulis. Menulis bagaikan sosok sahabat yang tak terpisahkan dari diriku, dan membaca adalah bagian dari jendela duniaku.
Judul: Bilik-bilik Cinta Muhammad Penulis: Dr. Nizar Abazhah Penerjemah: Asy’ari Khatib Penerbit: Zaman Tebal: 384 Halaman Cetakan: V, 2011
Blurb: Apa yang dilakukan Rasulullah sehari-hari di rumah? Bagaimana beliau berinteraksi dengan semua istrinya yang memiliki watak dan perilaku berbeda? Bagaimana beliau menghadapi sikap-sikap spontan mereka? Apa yang beliau obrolkan dengan istri-istrinya, pelayannya, dan para sahabatnya? Bagaimana beliau makan, tidur, dan bercanda dengan mereka? Bagaimana beliau menyambut para tamu dan memperlakukan mereka? Seperti apa beliau berhubungan dengan anak-anak, kerabat, dan tetangga? Kala rumah tangga dilanda masalah, bagaimana beliau menyelesaikannya? Bagaimana ibadah Nabi di rumahnya?Bagaimana kehidupan malam manusia teladan ini?
Buku ini memotret kehidupan Nabi di setiap rumah yang pernah beliau tinggali dan singgahi—sejak masa kanak-kanak hingga detik-detik terakhir kehidupannya. Dengan kepekaan tinggi, Dr. Abazhah membidik kamar demi kamar itu dengan segenap penghuninya; bagaimana akhlak mereka dan bagaimana tata pergaulan Nabi dengan mereka. Inilah kisah indah rumah cinta Raaulullah—tempat setiap muslim belajar bagaimana mewujudkan “rumahku surgaku”. Bukan rumah bebas dari masalah, melainkan keluarga yang berhasil menyelesaikannya dengan indah. Bukan dengan kemewahan harta, melainkan dengan keluhuran akhlak, keagungan cinta, dan kedalaman iman.
Judul Buku : Represi Author : Fakhrisina Amalia Publisher : PT Gramedia Pustaka Utama Genre : Fiksi, Young Adult, Psikologi, Mental Illnes Published: 24 September 2018 Page : 264 Halaman Rating : 5/5
“Emosi terpendam tidak akan pernah mati. Mereka akan tetap ada seperti dikubur hidup-hidup dan dapat muncul sewaktu-waktu dengan cara yang lebih buruk,” – Symond Freud.
Saya pernah baca di sebuah situs web, bahwa Represi itu mekanisme pertahanan ego, ia bisa jadi salah satu metode untuk bangkit dari kesedihan, tapi juga bisa jadi “dalang” di balik kepribadian ganda. Detailnya kamu bisa berkunjung ke blog Psikologihore. – Saya semakin mengerti kenapa novel ini dinamakan represi, karena tokoh utama dalam novel ini ingin sekali mengubur dalam-dalam traumanya, perasaan cemas, serta keinginan yang mengganggu ke alam bawah sadarnya, seperti tiba-tiba ingin menangis, sering mengalami mimpi buruk yang sama, dan keinginan untuk mengakhiri hidup. **
Ini novel penulis pertama yang saya baca, dan saya langsung jatuh suka. Suka dengan gaya tulisannya, alurnya, tokoh-tokohnya, tema ceritanya, dan semua faktor pendukung lainnya. Saya ingin cerita panjang lebar di sini karena buku ini cukup banyak memengaruhi pikiran saya, seakan saya turut diterapi seperti Anna, si tokoh utama dalam novel ini.
Saya takjub karena penulis sendiri adalah seorang psikolog yang sedang menempuh magister sehingga tahu betul apa yang seorang psikolog lakukan dalam menerapi pasiennya, dan apa yang dirasakan pasien mental illnes ini membuat saya tertohok beberapa kali karena gangguan kecemasan yang dimilikinya pernah saya alami.
Hello, treasure books! Looong time no see~ Sudah 3 tahun lebih tidak mereview buku di sini. (Didepak gak ya dari BBI?) HUHUHUHU T_T
Jadi, selama tahun 2020 ini, sebenarnya saya sudah membaca beberapa buku. Hanya saja saya sekedar memberi review singkat dan rate bintangnya di goodreads.
Entahlah, di bulan ke-lima ini saya belum mood untuk menulis dan bingung harus memulainya dari mana. Semacam jetlag yang berkepanjangan, bayangkan saja 3 tahun hiatus dari dunia literature. Untung saya masih punya hasrat untuk kembali. Kalau tidak, mungkin blog ini sudah terkubur dalam-dalam bersama kenangannya.
Selain main perang-perangan, gue, Dodo, dan Bahri juga suka berjemur di atas mobil tua warna merah yang sering diparkir di pinggir sungai samping kompleks. Formasinya selalu sama: Bahri dan gue tiduran di atap mobil, sedangkan Dodo, seperti biasa, agak terbuang, di atas bagasi.
Kadang kami tiduran selama setengah jam. Kadang, kala cuaca lagi sangat terik, bisa sampai dua jam. Kalau cuacanya lagi sejuk dan tidak terlalu terik, kami biasanya sama-sama menatap ke arah matahari, memandangi langit sambil tiduran. Kalau sudah begini, Bahri menaruh kedua tangannya di belakang kepala, sambil tiduran berkata,
Rasanya kayak di Miami, ya?
Iya, jawab gue.
Iya, jawab Dodo.
Kami bertiga gak ada yang pernah ke Miami.
**
Koala Kumal adalah buku komedi yang menceritakan pengalaman Raditya Dika dari mulai jurit malam SMP yang berakhir dengan kekacauan sampai bertemu perempuan yang mahir bermain tombak. Seluruh cerita di dalamnya berasal dari kisah nyata.
Publisher: PT Gramedia Pustaka Utama
Published: April, 2015
Genre: Religi, Romance, Young Adult
Pages: 328
More: Goodreads
Rating: 4
—
Berkisah tentang seorang perancang busana seksi, Silviana, yang terjebak di dalam lift bersama seorang lelaki alim bernama Raka. Keduanya sedang berada di kantor Dion, pacar dari Silviana. Silviana saat itu sedang terburu-buru menemui Dion untuk meminta maaf karena tidak bisa menepati janji bertemu lantaran ia sibuk mengurusi pelanggannya. Rasa bersalah Silviana semakin menjadi mengingat janji temu itu adalah rencana Dion untuk melamarnya. Tapi sekarang, sialnya Silviana terjebak dalam lift yang macet, gelap dan sempit dengan hanya berdua bersama lelaki yang baru dilihatnya di kantor Dion. Untungnya Raka itu lelaki yang alim, tidak menggunakan kesempatan dalam kesempitan saat situasi darurat seperti ini. Raka justru banyak berdzikir dan jauh-jauh dari Silviana. Baca lebih lanjut →
Seminggu yang lalu tiba-tiba saya merasa khawatir dengan minat baca dan beli buku saya yang semakin menurun. Entah kenapa saya merasa khawatir, mungkin karena ini seperti dosa bagi saya yang mengaku pecinta buku dan seorang blogger tapi tidak rajin baca dan setidaknya punya buku baru. Baca lebih lanjut →